Mau Jadi Tuan Rumah Piala Dunia Seperti Brasil? Siapkan Rp 168 Triliun

indobet77.wiki Jakarta – Brasil 2014 menjadi penyelenggaraan Piala Dunia termahal dalam sejarah. Mereka menghabiskan dana luar biasa besar, tiga kali lipat dari gelaran sebelumnya di Afrika Selatan.

Sebagai perbandingan, Piala Dunia 2010 memakan biaya “hanya” 3 miliar dolar. Dari angka itu, US$1,1 miliar hanya diperuntukkan pembangunan stadion-stadion. Transportasi adalah pos tertinggi sebesar US$ 1,3 miliar, sedangkan sisanya ($392 juta) untuk pos lain-lain.

Bagaimana di Brasil? Sejak awal hajatan ini menganggarkan 14 miliar dolar atau sekitar Rp 168 triliun! Bahkan konon angka itu membengkak menjadi 15 miliar dolar.

Tak heran jika menjelang Piala Dunia dimulai terjadi gelombang aksi unjuk rasa dari warga Brasil sendiri. Sebabnya, gara-gara Piala Dunia biaya hidup mereka tiba-tiba naik, pajak-pajak pun ikut-ikutan naik. Beban tambahan itu memperparah kesenjangan ekonomi di negara tersebut yang sudah cukup tinggi.

Menurut Bank Dunia, skala ketidaksetaraan di Brasil mencapai 40.6! Ini artinya kesenjangan ekonomi di Brasil lebih tinggi daripada di Indonesia yang mendapat angka 34 dan Denmark yang mendapat angka 24. Belum lagi laporan dari PBB menyebutkan bahwa indeks pembangunan sumber daya manusia di negara penghasil kopi tersebut masih sangat rendah, yaitu di posisi 85.

Menyoal ongkos menggelar Piala Dunia, Rp 168 triliun adalah angka yang fantastis buat perekonomian Indonesia. Berdasarkan riset yang dilakukan Lamudi—situs properti terkemuka di Indonesia, angka tersebut hampir sama dengan penghasilan dari 10 bulan produksi minyak sawit di seluruh pulau Sumatera. Padahal, menurut biro statistik Indexmundi, Indonesia merupakan produsen minyak sawit terbesar di dunia, dan berkontribusi sebesar 50 persen dari total produksi internasional.

Besar biaya tersebut juga setara dengan biaya produksi batubara per tahunnya di Indonesia. Tepatnya, sekitar 40 persen dari total produksi batubara pada tahun 2013, yang mencapai 421 juta metrik ton. Ini bukan angka yang kecil, mengingat Indonesia menduduki peringkat kelima sebagai negara penghasil batubara di tingkat dunia.

“Mari kita berandai-andai: Jika biaya Piala Dunia 2014 digunakan untuk pembangunan infrastruktur dan perangkat sosial di Indonesia, ada beberapa skenario menarik yang mungkin bisa dilakukan,” ungkap Christiana Joan,
Marketing Manager Lamudi Indonesia, dalam rilisnya beberapa waktu lalu.

Skenario pertama, Indonesia bisa membangun tujuh puluh (70) jalan tol/bebas hambatan sekelas tol Cipularang. Dua, bisa juga untuk membangun 8 sistem MRT (Mass Rapid Transit) di kota Jakarta untuk mengurai kemacetan. Sedangkan biaya yang dihabiskan oleh Brasil untuk membangun 13 stadion tempat diselenggarakannya pertandingan Piala Dunia, dapat digunakan untuk membangun 205 stadion yang serupa dengan Gelora Bung Karno!